Artwork

内容由中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra提供。所有播客内容(包括剧集、图形和播客描述)均由 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra 或其播客平台合作伙伴直接上传和提供。如果您认为有人在未经您许可的情况下使用您的受版权保护的作品,您可以按照此处概述的流程进行操作https://zh.player.fm/legal
Player FM -播客应用
使用Player FM应用程序离线!

Manusia & Teknologi - 2025-01-16

 
分享
 

Manage episode 461420998 series 3381956
内容由中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra提供。所有播客内容(包括剧集、图形和播客描述)均由 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra 或其播客平台合作伙伴直接上传和提供。如果您认为有人在未经您许可的情况下使用您的受版权保护的作品,您可以按照此处概述的流程进行操作https://zh.player.fm/legal

Info pekan ini

~ Usaha mikro Tiongkok secara kolektif mulai tenggelam

Setelah pandemi berakhir, banyak negara di dunia yang mulai kembali kondusif dalam segala aspek, warga dan pemerintah bersatu padu berupaya untuk mengembalikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya, tidak sedikit negara di dunia mulai pulih dari cengkraman pandemi yang telah mengguncang dunia dalam kurun waktu 2 tahun, namun tampaknya nasib berkata lain untuk Tiongkok. Tiongkok masa kini tengah dihadapkan kepada serangkaian tantangan ekonomi, antara lain adalah laju ekonomi yang semakin melambat terlebih konsumen di bawah dari kelas menengah yang sedang mengerem seluruh pengeluaran akibat beberapa faktor. akibatnya usaha mikro yang telah menjadi penopang bursa lapangan pekerjaan dalam jumlah besar terlebih dalam usia produktif terlihat tengah merencanakan pengurangan skala bisnis atau bahkan disudutkan untuk gulung tikar karena tidak ada opsi penolong lainnya.

Para pengamat ekonomi khawatir gelombang penurunan konsumsi dalam negeri Tiongkok yang akan berimbas kepada ekonomi Tiongkok, ketika hal itu sudah didepan mata maka pemulihan ekonomi akan sangat sulit untuk dicapai.

Sebagian besar generasi muda Tiongkok yang kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, pasar properti dalam negeri juga tengah bergejolak yang mengakibatkan pengeluaran besar dalam tabungan keluarga dari menengah ke bawah, ataupun kaum lansia yang sekarang memiliki tabungan di masa lalu mencoba untuk menggantungkan semua pengeluaran kebutuhan keseharian dari jumlah tabungan yang tidak besar, DLL ini adalah beberapa faktor kecil mengapa roda perekonomian yang kian melambat. kini usaha jenis mikro yang paling terkena dampaknya.

Dilansir dari South China Morning Post yang mewawancarai seorang pengusaha toko minuman, dirinya mengklaim bahwa setelah dirinya di PHK dari sebuah perusahaan besar akibat pandemi yang berkepanjangan di tahun lalu, dirinya telah mengambil keputusan untuk menginvestasikan 100.000 RMB ( Setara dengan 448.000 NTD ) sebagai modal awal bisnis toko minuman, awalnya bisnisnya baik-baik saja dan tampak sedang bertumbuh. namun sekarang bisnisnya semakin buruk dengan pertumbuhan di bawah rata-rata. pelanggan tetap perlahan menghilang, walau harga minuman dari tokonya tergolong sangat murah 15 RMB ( Setara dengan 60 NTD ) namun para pelanggan memilih untuk tidak berbelanja walau dengan harga yang relatif murah untuk satu gelas minuman ringan.

Banyak usaha kecil dan Mikro yang harus memangkas biaya operasional demi bertahan hidup, termasuk juga mengurangi jumlah perekrutan SDM, perampingan modal usaha, atau yang lebih parah adalah relokasi ke daerah dengan harga sewa yang lebih murah, semua perubahan ini tentu akan berkontribusi pada lesunya arus ekonomi yang imbasnya tentu sangat krusial, antara lain : pertumbuhan pendapatan, bursa properti, hilangnya lapangan pekerjaan, lesunya industri dalam negeri, DLL.

Dalam sebuah negara, usaha mikro dan usaha kecil selalu menjadi tulang punggung lapangan pekerjaan, tidak terkecuali dalam perekonomian Tiongkok. dalam sektor ini saja dapat menyediakan setidaknya 300 hingga 400 juta lapangan pekerjaan yang tersebar di seluruh Tiongkok, Pusat Penelitian Perusahaan dari Universitas Peking telah melakukan sebuah survei yang melibatkan 7500 pelaku usaha baik kecil dan mikro di seluruh negeri dan telah menemukan sebuah fakta seperti kurangnya permintaan, beban pajak yang tinggi, dan meningkatnya biaya SDM serta biaya operasional telah memperburuk kondisi bisnis dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.

Pendapatan rata-rata usaha kecil dan mikro pada kuartal ketiga di tahun ini sebanyak 136.000 RMB ( 610.000 NTD ), penurunan dari tahun ke tahun sebanyak 4.6% dan margin laba bersih rata-rata adalah 4.7%, yang telah turun sebanyak 0.4% dari tahun sebelumnya. lebih dari separuh responden menyebutkan kurangnya permintaan sebagai tekanan bisnis utama, naik sebanyak 2.6% dari kuartal sebelumnya, ini adalah bukti nyata bahwa penurunan konsumsi dalam negeri yang semakin intensif.

Para ekonom percaya bahwa bagi Tiongkok, penderitaan usaha kecil dan mikro dapat membentuk sebuah umpan balik negatif, ini akan memperburuk kehidupan keluarga kelas pekerja menengah ke bawah menjadi lebih sulit. kini dengan banyaknya pekerja yang berasal dari luar kota yang meninggalkan kawasan industri dan kembali ke kampung halamannya lebih awal, konsumsi kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan menengah diperkirakan akan terus menurun selama tahun baru Imlek di tahun mendatang.

Kebijakan revitalisasi tidak dapat membantu para pengusaha di sektor mikro tahun depan, Pemerintah pusat akan meningkatkan dukungan finansial untuk konsumsi dengan meningkatkan dana pensiun penduduk dan subsidi asuransi kesehatan yang menjadi prioritas kebijakan pusat. namun hal ini tidak dapat membantu banyak bagi pengusaha di usaha mikro, yang mereka butuhkan adalah masyarakat kelas pekerja biasa dengan pendapatan yang lebih stabil. pemilik toko minuman juga mengatakan bahwa pelanggan tokonya yang masih duduk di bangku SMP menyatakan tidak dapat membeli minumannya gegara kedua orang tuanya menganggur.

Dilansir dari Technews.tw yang menjabarkan bahwa ini adalah sebuah fenomena yang tentu sudah tidak asing lagi, angka pengangguran meningkat dengan begitu semakin sedikit konsumsi, dan ini adalah sebuah lingkaran setan yang tiada henti. PDB Tiongkok diperkirakan tumbuh sebesar 4.8% ditahun ini, dan Bank Dunia memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB Tiongkok tahun depan akan turun menjadi 4.3% dari prediksi sebesar 4.8% di tahun 2024.

Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh perusahaan konsultan global Bain & Company bersama firma riset pasar KANTAR yang menunjukkan bahwa meskipun pemerintah Tiongkok telah menerapkan kebijakan fiskal yang proaktif dan pemerintah daerah telah mengeluarkan berbagai subsidi termasuk Voucher ritel namun hasilnya konsumen di pasar Tiongkok masih tetap terjebak dalam deflasi spiral. fenomena ini diperkirakan akan semakin buruk di tahun mendatang, diperlukan waktu yang lebih lama lagi untuk memulihkan perekonomian secara keseluruhan.

Pantau terus yows..

  continue reading

325集单集

Artwork
icon分享
 
Manage episode 461420998 series 3381956
内容由中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra提供。所有播客内容(包括剧集、图形和播客描述)均由 中央廣播電臺 RTI Radio Taiwan International and Ipung Chandra 或其播客平台合作伙伴直接上传和提供。如果您认为有人在未经您许可的情况下使用您的受版权保护的作品,您可以按照此处概述的流程进行操作https://zh.player.fm/legal

Info pekan ini

~ Usaha mikro Tiongkok secara kolektif mulai tenggelam

Setelah pandemi berakhir, banyak negara di dunia yang mulai kembali kondusif dalam segala aspek, warga dan pemerintah bersatu padu berupaya untuk mengembalikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada tahun sebelumnya, tidak sedikit negara di dunia mulai pulih dari cengkraman pandemi yang telah mengguncang dunia dalam kurun waktu 2 tahun, namun tampaknya nasib berkata lain untuk Tiongkok. Tiongkok masa kini tengah dihadapkan kepada serangkaian tantangan ekonomi, antara lain adalah laju ekonomi yang semakin melambat terlebih konsumen di bawah dari kelas menengah yang sedang mengerem seluruh pengeluaran akibat beberapa faktor. akibatnya usaha mikro yang telah menjadi penopang bursa lapangan pekerjaan dalam jumlah besar terlebih dalam usia produktif terlihat tengah merencanakan pengurangan skala bisnis atau bahkan disudutkan untuk gulung tikar karena tidak ada opsi penolong lainnya.

Para pengamat ekonomi khawatir gelombang penurunan konsumsi dalam negeri Tiongkok yang akan berimbas kepada ekonomi Tiongkok, ketika hal itu sudah didepan mata maka pemulihan ekonomi akan sangat sulit untuk dicapai.

Sebagian besar generasi muda Tiongkok yang kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, pasar properti dalam negeri juga tengah bergejolak yang mengakibatkan pengeluaran besar dalam tabungan keluarga dari menengah ke bawah, ataupun kaum lansia yang sekarang memiliki tabungan di masa lalu mencoba untuk menggantungkan semua pengeluaran kebutuhan keseharian dari jumlah tabungan yang tidak besar, DLL ini adalah beberapa faktor kecil mengapa roda perekonomian yang kian melambat. kini usaha jenis mikro yang paling terkena dampaknya.

Dilansir dari South China Morning Post yang mewawancarai seorang pengusaha toko minuman, dirinya mengklaim bahwa setelah dirinya di PHK dari sebuah perusahaan besar akibat pandemi yang berkepanjangan di tahun lalu, dirinya telah mengambil keputusan untuk menginvestasikan 100.000 RMB ( Setara dengan 448.000 NTD ) sebagai modal awal bisnis toko minuman, awalnya bisnisnya baik-baik saja dan tampak sedang bertumbuh. namun sekarang bisnisnya semakin buruk dengan pertumbuhan di bawah rata-rata. pelanggan tetap perlahan menghilang, walau harga minuman dari tokonya tergolong sangat murah 15 RMB ( Setara dengan 60 NTD ) namun para pelanggan memilih untuk tidak berbelanja walau dengan harga yang relatif murah untuk satu gelas minuman ringan.

Banyak usaha kecil dan Mikro yang harus memangkas biaya operasional demi bertahan hidup, termasuk juga mengurangi jumlah perekrutan SDM, perampingan modal usaha, atau yang lebih parah adalah relokasi ke daerah dengan harga sewa yang lebih murah, semua perubahan ini tentu akan berkontribusi pada lesunya arus ekonomi yang imbasnya tentu sangat krusial, antara lain : pertumbuhan pendapatan, bursa properti, hilangnya lapangan pekerjaan, lesunya industri dalam negeri, DLL.

Dalam sebuah negara, usaha mikro dan usaha kecil selalu menjadi tulang punggung lapangan pekerjaan, tidak terkecuali dalam perekonomian Tiongkok. dalam sektor ini saja dapat menyediakan setidaknya 300 hingga 400 juta lapangan pekerjaan yang tersebar di seluruh Tiongkok, Pusat Penelitian Perusahaan dari Universitas Peking telah melakukan sebuah survei yang melibatkan 7500 pelaku usaha baik kecil dan mikro di seluruh negeri dan telah menemukan sebuah fakta seperti kurangnya permintaan, beban pajak yang tinggi, dan meningkatnya biaya SDM serta biaya operasional telah memperburuk kondisi bisnis dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.

Pendapatan rata-rata usaha kecil dan mikro pada kuartal ketiga di tahun ini sebanyak 136.000 RMB ( 610.000 NTD ), penurunan dari tahun ke tahun sebanyak 4.6% dan margin laba bersih rata-rata adalah 4.7%, yang telah turun sebanyak 0.4% dari tahun sebelumnya. lebih dari separuh responden menyebutkan kurangnya permintaan sebagai tekanan bisnis utama, naik sebanyak 2.6% dari kuartal sebelumnya, ini adalah bukti nyata bahwa penurunan konsumsi dalam negeri yang semakin intensif.

Para ekonom percaya bahwa bagi Tiongkok, penderitaan usaha kecil dan mikro dapat membentuk sebuah umpan balik negatif, ini akan memperburuk kehidupan keluarga kelas pekerja menengah ke bawah menjadi lebih sulit. kini dengan banyaknya pekerja yang berasal dari luar kota yang meninggalkan kawasan industri dan kembali ke kampung halamannya lebih awal, konsumsi kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan menengah diperkirakan akan terus menurun selama tahun baru Imlek di tahun mendatang.

Kebijakan revitalisasi tidak dapat membantu para pengusaha di sektor mikro tahun depan, Pemerintah pusat akan meningkatkan dukungan finansial untuk konsumsi dengan meningkatkan dana pensiun penduduk dan subsidi asuransi kesehatan yang menjadi prioritas kebijakan pusat. namun hal ini tidak dapat membantu banyak bagi pengusaha di usaha mikro, yang mereka butuhkan adalah masyarakat kelas pekerja biasa dengan pendapatan yang lebih stabil. pemilik toko minuman juga mengatakan bahwa pelanggan tokonya yang masih duduk di bangku SMP menyatakan tidak dapat membeli minumannya gegara kedua orang tuanya menganggur.

Dilansir dari Technews.tw yang menjabarkan bahwa ini adalah sebuah fenomena yang tentu sudah tidak asing lagi, angka pengangguran meningkat dengan begitu semakin sedikit konsumsi, dan ini adalah sebuah lingkaran setan yang tiada henti. PDB Tiongkok diperkirakan tumbuh sebesar 4.8% ditahun ini, dan Bank Dunia memperkirakan tingkat pertumbuhan PDB Tiongkok tahun depan akan turun menjadi 4.3% dari prediksi sebesar 4.8% di tahun 2024.

Sebuah studi bersama yang dilakukan oleh perusahaan konsultan global Bain & Company bersama firma riset pasar KANTAR yang menunjukkan bahwa meskipun pemerintah Tiongkok telah menerapkan kebijakan fiskal yang proaktif dan pemerintah daerah telah mengeluarkan berbagai subsidi termasuk Voucher ritel namun hasilnya konsumen di pasar Tiongkok masih tetap terjebak dalam deflasi spiral. fenomena ini diperkirakan akan semakin buruk di tahun mendatang, diperlukan waktu yang lebih lama lagi untuk memulihkan perekonomian secara keseluruhan.

Pantau terus yows..

  continue reading

325集单集

所有剧集

×
 
Loading …

欢迎使用Player FM

Player FM正在网上搜索高质量的播客,以便您现在享受。它是最好的播客应用程序,适用于安卓、iPhone和网络。注册以跨设备同步订阅。

 

快速参考指南

边探索边听这个节目
播放